Kamis, 13 September 2012

jenis - jenis ular ...jadi jangan sembarang memelihara ular sebagai pets anda yah,kita harus teliti memilih ular.

                     A. Ular Berbisa Tinggi

Jenis ular berbisa sebenarnya tidak terlalu banyak dibandingkan dengan ular yang tidak berbisa. Ular berbisa biasanya tidak terlalu agresif karena mereka mengandalkan bisanya untuk melindungi diri dari musuh. Sebenarnya bisa ular lebih berfungsi untuk berburu mangsa saja.

1. Ular Weling (Bungarus Candidus)
  • Ciri-ciri fisik: Kepala oval, panjang tubuh dewasa sekitar 80 – 160 cm, warna kulitnya loreng hitam putih cerah dengan ukuran yang tidak seragam melingkar membentuk cincin, badan berpenampang bulat, bagian bawah putih polos, kelihatan mencolok di malam hari.
  • Habitat: Sawah, perkebunan, dekat pemukiman penduduk, perbukitan dataran rendah sampai pada ketinggian 1600 m dpl.
  • Makanan: Kadal, katak, tikus atau mamalia kecil lainnya.
  • Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari), tidak agresif di siang hari, cenderung menghindar jika diganggu atau menyembunyikan kepalanya di bawah badannya dengan melingkar, sensitif dengan cahaya dan akan berusaha mendekti.
  • Tipe gigi: Ophistoglypha.
  • Racun dominan: Neurotoxin (menyerang sistem syaraf)
  • Efek pada luka gigitan: hampir tidak ada.
  • Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
  • Efek pada sistem syaraf: Menyebabkan kelumpuhan.
  • Efek klinis: Menyebabkan kematian, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 60 – 70%


2. Ular Welang (Bungarus Fasciatus)
  • Ciri-ciri fisik: Kepala oval, panjang tubuh dewasa sekitar 110 – 213 cm, warna kulitnya loreng hitam kuning cerah dengan ukuran yang seragam melingkar membentuk cincin, badan cenderung segitiga (tidak bulat), kelihatan mencolok di malam hari.
  • Habitat: Hutan, persawahan, perkebunan atau di sekitar permukiman penduduk.
  • Makanan: Kadal, katak, ular, tikus atau mamalia kecil lainnya.
  • Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari), tidak agresif di siang hari, cenderung menghindar jika diganggu atau menyembunyikan kepalanya di bawah badannya dengan melingkar, sensitif dengan cahaya dan akan berusaha mendekti.
  • Tipe gigi: Ophistoglypha.
  • Racun dominan: Neurotoxin (menyerang sistem syaraf)
  • Efek pada luka gigitan: hampir tidak ada.
  • Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
  • Efek pada sistem syaraf: Menyebabkan kelumpuhan.
  • Efek klinis: Menyebabkan kematian, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 1 – 10%



3. Ular Luwuk (Trimeresurus Albolabris)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 40 – 100 cm, kepalanya berbentuk segi tiga, leher kecil, sisik kasar, mempunyai lubang sensor panas di antara mata dan lubang pernafasan, mata merah, warna kulit bawah hijau cerah sedangkan punggungnya agak tua, ekor merah dan runcing.
  • Habitat: Hutan bambu, semak-semak hijau, pepohonan hijau atau dekat sungai.
  • Makanan: Kadal, katak, tikus atau mamalia kecil lainnya.
  • Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada mamal hari) dan semi arboreal (siang hari menghabiskan waktu di dahan pohon dan malam hari di daratan), tidak melarikan diri bila di pegang atau diganggu bahkan akan langsung menggigit.
  • Tipe gigi: Solenoglypha (taring bisa dapat dilipat.
  • Racun dominan: Hemotoxin (menyerang sel darah)
  • Efek pada luka gigitan: Sakit, bengkak, memar, terasa panas.
  • Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
  • Efek klinis: Berpotensi membahayakan, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 1 – 10%


4. Ular Bandotan Macan (Vipera Russelli)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 100 – 150 cm, badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan, membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leherjantan lebih besar dari pada betina, kepalanya berbentuk segi tiga, mempunyai lubang sensor panas di antara mata dan lubang pernafasan.
  • Habitat: Semak-semak daun kering, ladang pertanian, persawahan, daerah bebatuan, atau padang rumput pd ketinggian sampai 2000 m dpl.
  • Makanan: Kadal, katak, tikus atau mamalia kecil lainnya.
  • Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari), mulai aktif pada sore hari, menangkap mangsa dengan cara menyergap (ambush), jika merasa terganggu akan cenderung diam dari pada melarikan diri dan akan mengeluarkan suara (hissing) yg sangat keras dengan di barengi dgn posisi siaga (“S” shape) mulai dari leher ke kepala. serangannya sangat cepat dan luka gigitan sangat dalam.
  • Tipe gigi: Solenoglypha (taring bisa dapat dilipat).
  • Racun dominan: Hemotoxin (menyerang sel darah)
  • Efek pada luka gigitan: Sakit, bengkak, memar, terasa panas.
  • Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
  • Efek klinis: Berpotensi mematikan, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 10 – 20%



5. Ular Bandotan Jedor (Calloselasma Rhodostoma)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 50 – 110 cm, tubuh berwarna coklat dengan corak gambar seperti diamond, membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher, sisik kasar, kepalanya berbentuk segi tiga, mempunyai lubang sensor panas di antara mata dan lubang pernafasan.
  • Habitat: Semak-semak daun kering, ladang pertanian, persawahan, daerah bebatuan.
  • Makanan: Kadal, katak, tikus atau mamalia kecil lainnya.
  • Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari) dan diurnal (jarang), cenderung aktif jika kelembaban meningkat, hampir tidak ada gerakan berarti untuk menghindari predator/manusia, tdk termasuk ular yang agresif namun siap menyerang jika di ganggu.
  • Tipe gigi: Solenoglypha (taring bisa dapat dilipat).
  • Racun dominan: Hemotoxin (menyerang sel darah)
  • Efek pada luka gigitan: Sakit, bengkak, memar, terasa panas.
  • Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
  • Efek klinis: Berpotensi mematikan, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 1 – 10%



6. Ular King Kobra (Ophiophagus Hannah)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 200 – 559 cm, warna kulitnya hitam dengan cincin putih (tidah terlalu terang) di sepanjang tubuhnya.
  • Habitat: Hutan tropis, padang rumput terbuka, dataran rendah, sampai pada ketinggian 1800 m dpl.
  • Makanan: Utamanya ular dan kadal.
  • Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), terestrial dan kanibal. termasuk ular yg tidak agresif, lebih memilih untuk lari jika di ganggu, namun jika terpojok maka ular ini akan menaikan tubuhnya tinggi2 sambil mengembangkan tubuh di sekitar lehernya (hood) dan akan mengeluarkan suara yg cukup keras.
  • Tipe gigi:
  • Racun dominan: Postsynaptic neurotoxins (menyerang sistem syaraf) yang dapat membunuh manusia dalam 3 menit.
  • Efek pada luka gigitan: sakit, bengkak, memar, cell mati (necrosis)
  • Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
  • Efek pada sistem syaraf: Menyebabkan kelumpuhan.
  • Efek klinis: Berpotensi mematikan, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 50 – 60%



7. Ular Kobra Hitam/Ular Sendok (Naja Sputatrix)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 130 – 185 cm, warna kulitnya hitam legam (daerah blitar), leher coklat melingkar.
  • Habitat: Hutan, persawahan, perkebunan atau di sekitar permukiman penduduk, sungai.
  • Makanan: Kadal, katak, ular, tikus atau mamalia kecil lainnya.
  • Kebiasaan: Diurnal, terestrial, jika diganggu akan menyemprotkan bisa sebagai pertahanan.
  • Tipe gigi:
  • Racun dominan: Postsynaptic neurotoxins (menyerang sistem syaraf)
  • Efek pada luka gigitan: sakit, bengkak, memar, sel mati (necrosis)
  • Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
  • Efek pada sistem syaraf: Menyebabkan kelumpuhan.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa tinggi dan berpotensi membahayakan


8. Ular Pudak Bromo (Rhabdophis Subminiatus)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 50 – 130 cm, tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor, leher berwarna jingga, merah menyala dan hijau, badan berbintik putih, bagian bawah berwarna putih
  • Habitat: Hutan, persawahan, perkebunan atau di sekitar permukiman penduduk, sungai.
  • Makanan: Katak, cicak, kadal.>
  • Kebiasaan: Terrestrial dan diurnal.
  • Tipe gigi: Ophistoglypha.
  • Racun dominan: Mixture of procoagulants.
  • Efek pada luka gigitan: Terasa sakit pada luka gigitan, memar, bengkak dan terjadi pendarahan.
  • Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
  • Efek klinis: Berpotensi menyebabkan kematian.

B. Ular Berbisa Menengah

1.    Ular Sowo Bajing (Boiga Drapiezii)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 130 – 220 cm, warna kulitnya coklat muda.
  • Habitat: Hutan bakau, dataran rendah / kaki bukit hutan tropis, sungai.
  • Makanan: Burung, telur mereka sendiri, kadal, kodok, dan ular.
  • Kebiasaan: Arboreal sebagian besar nocturnal, sering kali melingkar / bergelantungan pd cabang pohon, sesekali mencari makan di dasar hutan.
  • Tipe gigi: Ophiestoglypha
  • Racun dominan: Belum diketahui.
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
  • Efek racun pada tubuh: Terasa seperti demam bagi yang anti bodinya kurang bagus.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa menengah.



2.    Ular Cincin Emas/Taliwongso (Boiga Dendrophila)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 120 – 250 cm, tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur, ada juga yang berwarna hitam putih, tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan, labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil, mata bulat dengan pupil mata elips vertikal.
  • Habitat: Hutan bakau, dataran rendah / kaki bukit hutan tropis, sungai.
  • Makanan: Burung, rodent, kadal, kodok, ikan, dan ular.
  • Kebiasaan: Arboreal sebagian besar nocturnal, sering kali melingkar / bergelantungan pd cabang pohon, sesekali mencari makan di dasar hutan, perenang handal, jika diganggu akan membuka mulutnya cukup lebar dan membentuk posisi siaga dan jika menggigit maka mangsanya akan di kunyah untuk mengalirkan bisanya, juga dpt membunuh mangsanya dgn cara membelit.
  • Tipe gigi: Ophiestoglypha
  • Racun dominan: Belum diketahui.
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
  • Efek racun pada tubuh: Terasa seperti demam bagi yang anti bodinya kurang bagus.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa menengah.


3.    Marble Cat Snake  (Boiga Multimaculata)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 120 cm, warna kulitnya coklat muda dengan totol-totol coklat tua.
  • Habitat: Hutan tropis, dataran rendah sekitar sungai / kali pd ketinggian 1700 m.
  • Makanan: Burung, telur mereka sendiri, kadal, kodok dan ular.
  • Kebiasaan: Arboreal sebagian besar nocturnal, sering kali melingkar / bergelantungan pd cabang pohon, sesekali mencari makan di dasar hutan, perenang handal, jika diganggu akan membuka mulutnya cukup lebar dan membentuk posisi siaga dan jika menggigit maka mangsanya akan di kunyah untuk mengalirkan bisanya, juga dpt membunuh mangsanya dgn cara membelit.
  • Tipe gigi: Ophiestoglypha
  • Racun dominan: Belum diketahui.
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
  • Efek racun pada tubuh: Terasa seperti demam bagi yang anti bodinya kurang bagus.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa menengah.


4.    Ular Kadut Air (Homalopsis Buccata)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 100 cm, tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan, kelabu kehijauan atau kelabu tua gelap sampai hitam, corak belang dengan bentuk yang tak beraturan, tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih, tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam, terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya, terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
  • Habitat: Sawah, sungai.
  • Makanan: Katak, ikan, reptile kecil lainnya.
  • Kebiasaan: Nokturnal (aktif pada malam hari).
  • Tipe gigi: Ophistoglypha, jika menggigit, giginya cenderung tertinggal
  • Racun dominan:
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa gatal pada luka.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa ringan.


5. Ular Gadung Pucuk/Ulo Jangan (Dryophis Prasinus)
  • Ciri-ciri fisik: Tubuhnya panjang dan sangat kecil, panjang tubuh dewasa sekitar 80 – 200 cm, tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat, saat ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihat warna hitam putih dan biru, tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih, tubuh bagian ventral berwarna hijau, kepala panjang dengan dengan moncong meruncing , mata horizontal.
  • Habitat: Dataran rendah, hutan tropis, sungai.
  • Makanan: Burung, kadal, katak dan reptil kecil lainnya.
  • Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), arboreal, dapat bergerak dengan cepat diantara semak atau cabang pohon dan juga sering di temukan pd dasar hutan (juvenile).
  • Tipe gigi: Ophiestoglypha.
  • Racun dominan:
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
  • Efek racun pada tubuh: Tidak ada efek yang berarti bagi manusia.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa ringan.

C. Ular Tidak Berbisa

Ular yang tidak berbisa umumnya bersifat sangat gesit apalagi jika bertemu dengan makluk yang lebih besar karena mereka merasa takut, makanya mereka sering melarikan diri saat bertemu kita untuk menyelamatkan diri.

1. Ular Tampar /Tali Picis (Dendrelaphis Pictus)
  • Ciri-ciri fisik: Tubuh panjang dan kecil, panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 100 cm, kepala oval, mata horizontal, lidah berwarna merah, warna kulitnya coklat dan ada 2 garis hitam memanjang dari kepala ke ekor, bagian bawah terdapat garis kuning memanjang hingga ekor.
  • Habitat: Pepohonan, hutan tropis, sungai.
  • Makanan: Katak, tikus, belalang, cicak, jangkrik.
  • Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), dapat bergerak dengan cepat diantara semak atau cabang pohon dan juga sering di temukan pd dasar hutan (juvenile), muncul bintik putih di leher jika marah.
  • Tipe gigi: Aglypha
  • Racun: Hanya berbahaya bagi sesama ular.
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit.
  • Efek racun pada tubuh: Tidak ada efek bagi manusia.


2. Ular Lare Angon (Xenochrophis Vittatus)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 50 – 75 cm, dengan sepasang pita coklat yang membujur di punggungnya (geminatus = berpasangan), warna punggung selebihnya coklat muda, dengan garis hitam putus-putus di bagian bawah.
  • Habitat: Semak-semak, kadang berjemur di atas pohon.
  • Makanan: Katak, tikus, burung.
  • Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), gerakannya gesit, akan lari jika bertemu predator/manusia.
  • Tipe gigi: Aglypha.
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit.


3. Ular Kayu/Priting (Ptyas Korros)
  • Ciri-ciri fisik: Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan, panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 170 cm, sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap sisiknya, tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning, mata bulat, besar dan hitam, pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas (dorsal).
  • Habitat: Semak-semak, kadang berjemur di atas pohon.
  • Makanan: Katak, tikus, burung.
  • Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), gerakannya gesit, akan lari jika bertemu predator/manusia.
  • Tipe gigi: Aglypha
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit.


4. Ular Jali (Ptyas Mucosus)
  • Ciri-ciri fisik: Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive), Terdapat garis-garis vertikal hitam pada begian kepala (bibir) dan belakang, Tubuh bagian ventral berwarna putih, Mata bulat, besar,hitam, Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan, Panjang ± 50 cm – 250 cm
  • Habitat : Darat (semak-semak), persawahan/ladang
  • Aktivitas : Diurnal (siang hari)
  • Makanan : Tikus, kodok, katak dan burung
  • Tipe gigi : Aglypa
  • Efek pada gigitan: tidak terlalu sakit


5. Ular Terawang (Elaphe Radiata)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 200 cm, tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan, dengan empat garis longitudinal berwarna hitam pada bagian tubuh depan, tubuh bagian depan belakang berwarna kuning, tubuh bagian ventral berwarna kuning, terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala.
  • Habitat: Semak-semak, kadang berjemur di atas pohon.
  • Makanan: Katak, tikus, burung.
  • Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), gerakannya gesit, akan lari jika bertemu predator/manusia, pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang.
  • Tipe gigi: Aglypha
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit.


6. Ular Kadut (Acrochordus Granulatus)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 120 cm, kulitnya kasar namun tipis, warnanya belang hitam putih atau abu2 putih yang berpola garis vertikal.
  • Habitat: Persawahan dan sungai.
  • Makanan: Katak, ikan.
  • Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari).
  • Tipe gigi: Aglypha
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit


7. Ular Air (Xenocrophis Piscator)
  • Ciri-ciri : Tubuh bagian dorsal berwarna kuning atau coklat kehijauan (olive) dengan tanda hitam berbentuk S berwarna hitam pada sepanjang tubuhnya atau garis-garis longitudinal, Tubuh bagian ventral putih dan terdapat garis hitam pada tiap sisiknya, Terdapat garis hitam pada bagian belakang mata, Mata bulat besar, Bila marah ular ini akna memipihkan tubuhnya ketanah, Panjangnya ± 110 cm – 120 cm
  • Habitat : ½ perarian, dekat kolam, sungai, sawah
  • Aktivitas : Diurnal (aktif pada siang hari)
  • Makanan : Katak dan ikan
  • Tipe gigi : Aglypha
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit


8. Ular Pelangi (Xenopeltis Unicolor)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 100 cm, Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena sinar matahari akan memantulkan warna pelangi, tubuh bagian ventral berwarna putih, kepalanya pipih, mata bulat besar.
  • Habitat: Sawah, ladang subur.
  • Makanan: Katak, ular, cacing.
  • Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari).
  • Tipe gigi: Aglypha
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit.


9. Ular Serasah (Sibynophis Geminatus)
  • Ciri-ciri fisik: Tubuhnya kecil, panjang tubuh dewasa sekitar 50 – 70 cm, ciri utamanya terletak pada kalung tebal berwarna kuning jingga di tengkuk, dengan sepasang pita kuning agak jingga kecoklatan yang membujur di punggungnya (geminatus = berpasangan), warna punggung selebihnya coklat tua kemerahan, dengan garis hitam halus putus-putus di antara warna coklat dengan pita kuning, kepala coklat muda, dengan bibir atas berwarna putih menyolok, sisi bawah tubuh (ventral) kuning di bawah leher, kuning muda sampai putih kehijauan di sebelah belakang; dengan bercak-bercak hitam beraturan di batas lateral, iris mata berwarna kekuningan.
  • Habitat: Ladang subur, rerumputan.
  • Makanan: Katak kecil dan kadal.
  • Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), ular ini kerap menyusup-nyusup di serasah atau rerumputan sehingga jarang teramati, gesit.
  • Tipe gigi: Aglypha
  • Efek pada luka gigitan: Tidak sakit.


10. Ular Sowo Kopi (Elaphe Flavolineata)
  • Ciri-ciri fisik: Tubuhnya kecil, panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 140 cm, tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan, terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang), tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam, tubuh bagian ventral berwarna kuning, coklat atau kehitaman.
  • Habitat: Ladang kering, perumahan warga.
  • Makanan: Katak dan kadal.
  • Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang
  • Tipe gigi: Aglypha
  • Efek pada luka gigitan: Tidak sakit.


11. Ular Sanca Batik/Puspo Kajang (Python Reticulatus)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa dapat mencapai 1500 cm, tubuh bagian dorsal kekuning atau coklat dengan corak seperti jala (jajaran genjang) dengan warna hitam pada bagian dalamnya dikelilingi warna kuning, tubuh bagian ventral berwarna kuning, terdapat garis hitam memanjang dari bagian belakang mata, kepala berwarna kuning dengan garis hitam tepat pada tengah, mata bulat dengan pupil mata elip vertikal.
  • Habitat: Darat, hutan tropis dan dekat sungai (air).
  • Makanan: Mamalia dan unggas.
  • Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari), membunuh mangsa dengan membelit..
  • Tipe gigi: Aglypha
  • Efek pada luka gigitan: Dapat menyebabkan luka yang serius.


12. Ular Sanca Bodo (Python Molurus)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa dapat mencapai 800 cm, tubuh berwrna abu – abu hitam dengan corak gambar membentuk kotak tidak beraturan dgn garis tepi berwarna abu – abu, tubuh bagian ventral berwarna putih, kepala oval berwarna coklat dengan garis kunig atau abu – abu di pinggirnya, mata bulat dengan pupil mata elip vertikal.
  • Habitat: Darat, hutan tropis dan dekat sungai (air).
  • Makanan: Mamalia dan unggas.
  • Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari), membunuh mangsa dengan membelit..
  • Tipe gigi: Aglypha
  • Efek pada luka gigitan: Dapat menyebabkan luka yang serius.

57 komentar:

  1. Sangat bermanfaat, terimakasih infonya, ternyata anak ular yang pernah sy temukan waktu itu sangat berbahaya..

    BalasHapus
  2. wah t'rnyata bda yh.... Ular gris kuning sma merah ( welang + weling ) tingkat kematiannya....
    sya prnah ktemu dua2 x ktika nyri belut d sawah... ( malam hari )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau disawah biasa nya kadut, kalau weling di kebon kadut nggak berbisa dia membantu petani dari hama tikus katak

      Hapus
  3. bang cara hendling sanca yang udah lumayan besar gmna bang
    kira2 panjangnya 1 meter

    BalasHapus
  4. Ada ular hampir msk rumah saya tp ga jd seperti ular jali ( liat contoh diatas)tp lebih hitam sisiknya mngkilap dan bdanya sebesar jempol kaki tp pnjang skitar 1-1,5m kpalanya kecil. Ular jenis apa ya krn rmh saya dkat kebon kosong. Thanks

    BalasHapus
  5. Itu bner y ular king kobra kalah sm ular weling?? Ular weling prosentase tdk tertolong 60-70% klu king kobra dibwah it...brrti yg pling bahaya ular weling y??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba lihat di 10 ular berbisa di dunia..weling no 5, king no 7 , memang lebih berbisa weling bos...

      Hapus
    2. Bener boss jangan remehin ular weling,tetangga saya ada yg meninggal karena gigitannya.1 jam ga tertolong bisa berbahaya dan gak tau cara penanganannya untuk meminimalisir efek bisa racun sebelum dibawa ke RS.

      Hapus
    3. Saya sering ketemu ular Weling dihalaman rumah saya, pernah juga saya bunuh sekali,sekali dia dibunuh kucing saya, pernah juga weling besar mati karena makan kucing saya yg sedang sakit.. Besar dan panjang.. 2 kali nemu weling dengan buntut cabe.. Jadi 5kali ada didekat rumah saya ular berbahaya ini apalagi klo musim hujan.. Harus waspada..

      Hapus
  6. Saya punya kobra yg masih kecil. Abis ganti kulit. Katanya itu yg bisa nyemprot racun. Enaknya saya buang ato pelihara ya,?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo ga merasa bisa untuk menghandle mending di lepas atau di beri ke orang yg lebih terbiasa bos

      Hapus
  7. Sumber informasi yang bermanfaat, terimakasih.

    BalasHapus
  8. Thx info2nya gan....
    Saya udh pernah punya ular pudak bromo...1 dewasa 1 br netes...dan digigit sm yg br netes 5x dlm 1 waktu...agresif bgt yg br netes...kl yg dewasa tenang bgt...kl terancam ular langsung memipihkan lehernya seperti cobra...setelah digigit efeknya 3hr mimisan brooo....1x sehari mimisan dlm 3hr...mantap dah melihara ular...tapi ularnya udah w lepas kehbitatnya...biar bebas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau nanya, apa ular dak bromo sejak kecil leher sudah warna belum boss, dirimahku sering ada ular mirip dak gromo tapi leher tidak berwarna

      Hapus
  9. Saya sekarang lagi memelihara ular jenis Weling (Belang Hitam Putih) baru berumur 1 setengah bulan.

    BalasHapus
  10. mau nanya, apa ular dak bromo sejak kecil leher sudah warna belum boss, dirimahku sering ada ular mirip dak gromo tapi leher tidak berwarna spt dak gromo

    BalasHapus
  11. Kalo mau plihara ular weling gmna sob, ane badu dpat kida" panjang smpai 25cm...

    BalasHapus
  12. Sangat bermanfaat nih sob .. Soalnya ane punya uler sowo kopi sama sanca .. Thanks for info

    BalasHapus
  13. trim's informasinya untuk nambah ilmu pengetahuan....

    BalasHapus
  14. Saya nemu ular masih kecil, mungkin baru lahir. Kepalanya persegi panjang, kira kira panjang 10 cm. Warna hitam polos, bagian bawahnya berwarna putih. Kira kira itu ular apa ya

    BalasHapus
  15. numpang tanya gan , ular yg biasa mengeluarkan suara yg keras pada malam hari jenis apa ?
    setiap malem di depan rumah ane ada suara ngerik ane kira sejenis serangga tapi bnyk yg bilang klu ular .
    mohon info nya gan . Thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu ular derik gan .. Sumber suaranya ada di ujung buntut ular tersebut ... Coba kalo agan berani liat saja buntutnya .. Seperti bergerigi ± sepanjang 5 cm tergantung ukuran ular tersebut ..

      Hapus
  16. Ular yg tdk bnyk gerak yg berbahaya

    BalasHapus
  17. Rumah saya barusan kemasukan ular untuk sekian x nya karena kemungkinan gudang kayu disebelah rumah sya dibongkar so untuk sekian x nya ular2 yg bersemayam disitu migrasi cari tempat, beberapa x sya prediksi ular cobra sendok & sampai saat ini rumah saya, saya pikir hanya sebagai perlintasan karna disebelah rumah saya ada kebon kosong lebat semak belukarnya plus di belakang rumah sungai & sawah, kalau tadi kemungkinan ular jenis Demung Macan Piyas Mucosus tapi kali ini ukurannya gede panjang sekitar 2 meter gede skitar 2-3 jari org dewasa naik ke atas plafon rumah, pawang ular yg sya panggil bilang ga berbahaya langsung tangkap saja kalau ke temu lagi karna itu ular berhasil kabur setelah berjam jam main petang umpet di atap 3 x nyaris ketangkep cuma posisi diatas plafon susah, itu ular sempat lari menjatuhkan diri ke atas atap gudang kayu sebelah tapi 30 menitan kemudian dia balik lagi masuk rumah x ini turun dari tembok belakang rumah cuma karna kita kurang sigap dia balik lgi naik tembok & berhasil kabur lompat kembali ke gudang kayu sbelah dibagian blkg dkt sungai. Sya yakin itu ular bakal balik lagi cuma apa benar ular jenis Demung Macan Piyas mucosus ga beracun ??? secara itu pawang ular rumahnya jauh & katanya ga berbahaya so rencana sya kalau masuk lagi akan sya tangkap hidup2 & sya pindahin ke tempat lain yg jauh dari manusia coz ibu sya yg paling takut ular & trauma ga bisa tidur berhari hari sampai yakin itu ular dah dimatiiin atau benar2 sudah di tangkap so please help me bro'.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sehari setelah sya tulis itu besok sorenya sya lihat dari atap rumah di gudang perkayuan itu ada Cobra panjang 2 meteran besarnya lebih besar dari Demung Macan yg kemarin masuk plafon rumah so terpaksa siaga penuh pintu depan blakang tembok2 sya pasang tali ijuk so apakah hal ini akan efektif ?????? ..........

      Hapus
    2. Ular cobra hitam memang suka banget ada di gudang kayu gan. Ayah ane kerja interior tiap hari ke gudang katanya kalau malem ular2 pada keluar cari makanan. Tp 1 ular 1 minggu sekali keluarnya. Ga ganggu sih klo org lg kerja. Cuma kalo takut yaa kemungkinan bs diserang, insting ular kan tajam gan. Hati2 aja.. klo memang takut klo ketemu bunuh dan bakar. Sekeliling rumah taburin garam. Ane sendiri minggu kemarin ketemu ular weling di depan rumah ane. Belakang rumah ane msh ada sawah2 sama ilalang.

      Hapus
    3. Ular tidak takut dengan garam.
      Coba cari tau saja info nyaa..

      Hapus
    4. Kasih Porstek atau karbol atau bisa juga kapur barus ... belerang.

      Hapus
  18. saya phobia ular Om.nice info jd nmbh pengetahuan saya makasih

    BalasHapus
  19. dulu saya pernah ketemu ular di halaman depan rumah saya, karena lucu lalu saya pelihara... warna badannya hitam mengkilat dengan cincin warna orange spotlight di leher dan ekornya..... saya sudah berusaha mencari tahu jenis ular apa, tapi sampai sekarang saya belum dapat info lagi.... ada yang bisa kasih saya infokah, jenis ular apa itu dan apakah berbisa atau tidak.... thanks....

    BalasHapus
  20. Ular cicak (lycodon)
    Kok ndak ada yo ??

    BalasHapus
  21. Masih banyak lagi jenis ular yang belum diinformasikan disini seperti beberapa jenis yang pernah saya temukan di alam namun demikian informasi ini sangat berharga bagi orang awam yang kurang penetahuannya tentang reptil ini.

    BalasHapus
  22. aku pernah di gigit ular luwuk ijo itu. pdhl lngsung di bwa ke pawang ular.
    tpi bener berbisa 2 minggu gg bisa jlan aku. lumpuh.bengkak sakit sekali

    BalasHapus
  23. tapi pagi waktu bersih bersih kamar, nemu ular di samping tempat tidur, aku shock bangeet,, ularnya kecil sih tapi di kepalanya ada titik dua putih gituu.. itu ular jenis apa yaa warnanya hitam panjangnya bisa 10 cm an yahh masih bayi tapi geli juga liatnya:( sampe kasurnya yg tadinya mau tak rapiin jadi masih acak-acakan .. itu ular apa dan gimana cara mencegahnya masuk dalam kamar? pdahal semua celah-celah udah aku tutup -.- #duh sorry curhat
    nurhanifwachidah@blogspot.co.id

    BalasHapus
  24. mau tanya cara tangkap ular serasah gumana ya

    BalasHapus
  25. Td ada ular mirip ular sawo kopi siang2 Di teras depan rumah.. Menggeliat2 gitu .. Aq kaget .. Aq pukul pakek sapu

    BalasHapus
  26. Mlm gan serius mau nanya. Diskitar rmh kakek sy daerah nya kebun dilereng bukit sering ditemukan ular berwarna coklat aga gelap silver. Diameter tubuh skitar 5 cm cuma panjang nya skitar 2-2,3 meter. Dia kliatan jalan jd blm kliatan apa itu kobra atau bukan. Mhn infonya gan. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mhn info kemungkinan ular apa itu gan. Trima kasih

      Hapus
    2. Infonya kurang jelas gan, kalau bisa lihat gambar nya, biar lebih detile, soalnya kalau cuma warna dan diameter itu banyak yang sama, sebenarnya membedakan ular berbisa dan tidak itu paling efektif bisa melihat dari taring nya, dan bekas ggitan ke tubuh. kalau aglypa / tidak bertaring dan giginya banyak acak acakan tapi untuk jenis phyton sakit(tidak berbisa sama sekali)ophystoglhypa/taring nya di tengah agak kebelakang(berbisa menengah contoh ular taliwangsa) proteroglhypa/taring nya di depan tapi pendek(berbisa tinggi cntoh kobra, welang,weling) solenoglypa/ taring panjang di depan sampai di lipat( berbisa tinggi cntoh family viper/bandotan = ular tanah, bandotan puspa, ular hijau ekor merah) tapi kalau gak mungkin langsung gitu, jadi cara membedakan nya ya kamu harus belajar mengenal satu persatu,bagaimanapun caranya!

      Hapus
  27. Ternyata yg sering masuk krumah g brbisa. Bisa dplhra kek nha nih. Thx infonya

    BalasHapus
  28. saya punya ular piton panjang kitakira 2'5 meter,, mau tak jual serius hub 085888393835

    BalasHapus
  29. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  30. Kemarin siang lihat ular di halaman, setengah badan bagian atas warna coklat dan setengah badan bagian bawah warnanya hitan legam. Panhangnya sekitar 1,5 meter dan sebesar lengan anak remaja. Itu ular berbisa apa tdk ya, dan jenisnya apa ya. Makasih

    BalasHapus
  31. Info keren ini...jadi tambah pengetahuan

    BalasHapus
  32. Dengan begini saya tahu ular sangat bodo yg saya liat Deket rumah saya

    BalasHapus
  33. cara nagkep ular tampar/tali picis gimana soala nya sawah disini banyak

    BalasHapus
  34. Gw baru beli cinmas Ama ciper lagi, gimana dong ini??? Bahaya ngak ya bang?

    BalasHapus
  35. Kalau ular yg fotonya jd backgroun halaman ini ular hijau apa? Berbisa tidak? Sy ketemu di kebun dua kali di tempat yg sama..

    BalasHapus
  36. Saya kemren ketmu ular dirumah saya kecil hitam di lehernya ada warna kuning, warna kuningnya hanya ada di leher aja, kira² itu ular apa ya, kayanya masih anak an,...

    BalasHapus
  37. mau tanya sy lihat ular weling anakan di halaman rumah krn kebawa banjir. kira2 bisa naik ke rumah ga yg tanpa air.. dia ada di dlam air banjir itu.. dan gmn ngusirnya yg sekira tidk mmbhayakn.. jujur parno bgt sm yg namanya ular

    BalasHapus